Penyakit Lupus yang Sering Disebut Penyakit Seribu Wajah

Kalau kita ngobrol soal penyakit autoimun yang cukup rumit, penyakit lupus adalah salah satu yang sering jadi perhatian. Lupus disebut juga penyakit seribu wajah karena gejalanya sangat bervariasi dan sering mirip dengan penyakit lain. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi malah menyerang jaringan sehat dalam tubuh. Akibatnya, berbagai organ bisa terganggu mulai dari kulit, sendi, ginjal, jantung, hingga otak.
Apa Itu Penyakit Lupus
Penyakit lupus adalah penyakit autoimun kronis yang bisa menyerang berbagai bagian tubuh. Pada kondisi normal, sistem imun bekerja melawan bakteri atau virus. Tapi pada penderita lupus, sistem imun jadi kacau dan malah menyerang sel tubuh sendiri. Hal inilah yang menyebabkan peradangan luas dan kerusakan organ.
Baca Juga: Penyakit Ginjal dan Pentingnya Menjaga Kesehatan Tubuh
Penyebab Penyakit Lupus
Penyebab pasti penyakit lupus belum sepenuhnya dipahami, tapi para ahli menduga faktor genetik, hormon, dan lingkungan punya peran besar. Orang yang punya riwayat keluarga dengan lupus lebih berisiko. Paparan sinar matahari, stres, infeksi tertentu, hingga obat-obatan juga bisa memicu kambuhnya lupus pada orang yang rentan. Wanita usia produktif lebih sering terkena lupus karena adanya pengaruh hormon estrogen.
Baca Juga: Penyakit Paru dan Cara Menjaga Kesehatan Pernapasan
Gejala Penyakit Lupus
Gejala penyakit lupus bisa sangat bervariasi, sehingga sulit dikenali. Beberapa orang hanya mengalami gejala ringan, sementara yang lain bisa merasakan gejala parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gejala Awal
Pada awalnya, penyakit lupus bisa menimbulkan rasa lelah berlebihan, demam tanpa sebab jelas, serta nyeri otot dan sendi. Banyak penderita menganggapnya hanya masuk angin atau flu biasa.
Gejala di Kulit
Salah satu tanda khas penyakit lupus adalah ruam berbentuk kupu-kupu di pipi dan hidung. Selain itu, bercak merah juga bisa muncul di bagian tubuh lain, terutama setelah terpapar sinar matahari. Rambut rontok dan luka di mulut juga sering dialami penderita lupus.
Gejala pada Organ Dalam
Jika penyakit lupus menyerang organ dalam, gejalanya bisa lebih serius. Lupus bisa merusak ginjal, menyebabkan sesak napas karena peradangan paru-paru, atau memengaruhi jantung hingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Baca Juga: Mengenal Pentingnya Lemak Sehat
Jenis-Jenis Penyakit Lupus
Penyakit lupus dibagi menjadi beberapa jenis dengan karakteristik yang berbeda.
Systemic Lupus Erythematosus
Jenis ini adalah yang paling umum. Penyakit lupus sistemik bisa menyerang berbagai organ sekaligus, mulai dari kulit, sendi, ginjal, jantung, paru-paru, hingga otak.
Cutaneous Lupus Erythematosus
Jenis penyakit lupus ini hanya terbatas pada kulit. Gejalanya berupa ruam merah, bercak bersisik, atau luka yang muncul setelah terpapar sinar matahari.
Lupus Induced by Drugs
Beberapa obat bisa memicu gejala mirip penyakit lupus. Kondisi ini disebut drug-induced lupus. Gejalanya biasanya hilang setelah obat dihentikan.
Neonatal Lupus
Jenis penyakit lupus ini jarang terjadi, menyerang bayi yang baru lahir dari ibu penderita lupus. Gejalanya bisa berupa ruam kulit, gangguan hati, atau masalah jantung.
Baca Juga: Menjaga Keseimbangan dengan Stres Rumah Sehat
Cara Diagnosis Penyakit Lupus
Mendiagnosis penyakit lupus bukan hal yang mudah karena gejalanya mirip dengan banyak penyakit lain. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, tes urine, hingga biopsi jaringan jika diperlukan. Salah satu tes penting adalah pemeriksaan antibodi antinuklear (ANA) yang biasanya positif pada penderita lupus.
Cara Pengobatan Penyakit Lupus
Sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit lupus sepenuhnya. Namun, pengobatan bertujuan untuk mengendalikan gejala, mencegah kerusakan organ, dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
Obat-Obatan
Pengobatan penyakit lupus biasanya melibatkan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan, obat antimalaria seperti hidroksiklorokuin untuk gejala kulit dan sendi, serta obat imunosupresif untuk menekan sistem imun. Pada kasus parah, biologis juga bisa diberikan sesuai kondisi pasien.
Perubahan Gaya Hidup
Selain obat, penderita penyakit lupus juga disarankan menjalani pola hidup sehat. Istirahat cukup, makan bergizi, olahraga ringan, dan mengelola stres bisa membantu mengurangi frekuensi kambuh. Menghindari sinar matahari langsung juga penting karena sinar UV bisa memicu flare lupus.
Perawatan Jangka Panjang
Karena penyakit lupus bersifat kronis, penderita butuh pemantauan jangka panjang. Pemeriksaan rutin untuk mengecek fungsi ginjal, jantung, dan paru-paru perlu dilakukan agar komplikasi bisa terdeteksi lebih awal.
Komplikasi Penyakit Lupus
Kalau tidak dikendalikan, penyakit lupus bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius. Kerusakan ginjal atau lupus nefritis adalah salah satu yang paling umum. Selain itu, penderita bisa mengalami anemia, radang paru-paru, gangguan jantung, hingga stroke. Wanita dengan lupus juga berisiko mengalami komplikasi kehamilan seperti keguguran atau kelahiran prematur.
Pencegahan Penyakit Lupus
Karena penyebab pasti penyakit lupus belum jelas, pencegahan total memang sulit. Namun, ada langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kambuh dan memperbaiki kualitas hidup penderita.
Menghindari Pemicu
Penderita penyakit lupus perlu mengetahui apa saja pemicu flare. Paparan sinar matahari, stres, infeksi, dan kelelahan adalah pemicu yang umum. Dengan menghindari hal-hal ini, gejala bisa lebih terkendali.
Pola Hidup Sehat
Menjalani pola hidup sehat bisa membantu penderita penyakit lupus tetap aktif. Makanan kaya omega-3, sayuran hijau, dan buah-buahan segar bisa membantu mengurangi peradangan.
Dukungan Sosial
Penderita penyakit lupus sering merasa lelah secara emosional karena penyakit ini berlangsung seumur hidup. Dukungan keluarga, teman, dan komunitas sangat membantu menjaga semangat mereka dalam menjalani pengobatan.
Penyakit Lupus di Indonesia
Di Indonesia, penyakit lupus masih sering dianggap penyakit misterius. Banyak orang belum paham bahwa lupus adalah penyakit autoimun, bukan penyakit menular. Komunitas peduli lupus di Indonesia sudah mulai aktif memberikan edukasi dan dukungan kepada pasien. Setiap tahun, ada juga peringatan Hari Lupus Dunia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Dampak Sosial
Penderita penyakit lupus tidak hanya menghadapi masalah fisik, tapi juga stigma sosial. Karena gejalanya sering tidak terlihat, banyak orang menganggap penderita hanya berpura-pura sakit. Edukasi masyarakat sangat penting agar penderita bisa mendapat dukungan yang layak.
Upaya Pemerintah dan Komunitas
Pemerintah Indonesia bersama komunitas kesehatan terus mendorong edukasi mengenai penyakit lupus. Layanan kesehatan juga semakin terbuka dalam memberikan informasi dan pengobatan jangka panjang.
Edukasi Tentang Penyakit Lupus
Edukasi soal penyakit lupus penting agar masyarakat paham dan penderita bisa lebih cepat mendapat bantuan. Dengan pengetahuan yang cukup, orang bisa mengenali gejala awal, memahami pentingnya pengobatan, dan mengurangi stigma.
Peran Keluarga
Keluarga berperan besar dalam mendukung penderita penyakit lupus. Mereka bisa membantu menjaga pola makan, memastikan pasien minum obat teratur, dan memberikan dukungan emosional.
Peran Sekolah dan Lingkungan
Sekolah dan tempat kerja juga perlu tahu tentang penyakit lupus agar penderita bisa tetap beraktivitas dengan nyaman. Lingkungan yang mendukung akan membantu penderita lupus menjalani hidup lebih baik