Penyakit Kusta yang Masih Jadi Masalah Kesehatan

penyakit kusta

Kalau kita ngobrolin soal penyakit menular yang sudah dikenal sejak lama, penyakit kusta termasuk salah satu yang paling banyak dibicarakan. Kusta dikenal juga dengan nama lepra, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang kulit, saraf tepi, dan bisa menyebabkan kelainan bentuk tubuh kalau tidak diobati dengan baik. Walaupun kini obatnya sudah tersedia, stigma terhadap penderita kusta masih sangat kuat di masyarakat.

Apa Itu Penyakit Kusta

Penyakit kusta adalah infeksi bakteri kronis yang menyerang kulit, saraf, dan jaringan tubuh lainnya. Kusta berkembang secara perlahan, kadang butuh waktu bertahun-tahun sebelum gejalanya muncul. Penyakit ini bisa menyebabkan bercak kulit mati rasa, kerusakan saraf, hingga cacat fisik permanen. Meski menakutkan, kusta sebenarnya bisa disembuhkan dengan pengobatan tepat.

Baca Juga: Penyakit Liver dan Pentingnya Menjaga Kesehatan Hati

Penyebab Penyakit Kusta

Penyebab utama penyakit kusta adalah bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini tumbuh sangat lambat dan menyebar melalui percikan pernapasan, misalnya saat penderita batuk atau bersin. Tidak semua orang yang kontak dengan penderita akan terkena kusta karena daya tahan tubuh juga berperan besar. Mereka yang memiliki imunitas lemah lebih rentan tertular.

Baca Juga: Penyakit Ginjal dan Pentingnya Menjaga Kesehatan Tubuh

Gejala Penyakit Kusta

Gejala penyakit kusta sering muncul secara perlahan sehingga sulit dikenali di awal. Salah satu tanda khasnya adalah muncul bercak kulit berwarna lebih terang atau kemerahan yang mati rasa. Selain itu, penderita bisa merasakan kesemutan, kelemahan otot, dan pembengkakan saraf.

Gejala Awal

Pada tahap awal, penyakit kusta sering menunjukkan bercak di kulit yang tidak terasa gatal tapi mati rasa. Penderita mungkin tidak sadar kalau sudah terinfeksi karena gejala terlihat ringan.

Gejala Lanjutan

Kalau tidak segera diobati, penyakit kusta bisa menimbulkan kerusakan saraf lebih parah. Tangan dan kaki bisa lemah atau lumpuh, jari-jari bisa mengecil, dan deformitas tubuh mulai terlihat. Inilah yang membuat stigma kusta begitu kuat di masyarakat.

Baca Juga: Mengenal Khasiat Kangkung Sehat

Jenis-Jenis Penyakit Kusta

Penyakit kusta dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tingkat keparahan dan respons imun tubuh terhadap infeksi.

Kusta Tuberkuloid

Jenis penyakit kusta ini ditandai dengan bercak sedikit tapi jelas dengan tepi tegas. Saraf yang terkena biasanya menebal dan bisa menyebabkan mati rasa di area tertentu.

Kusta Lepromatosa

Jenis ini lebih parah karena bercaknya banyak dan menyebar. Penyakit kusta tipe lepromatosa bisa menyebabkan kerusakan saraf lebih luas dan deformitas tubuh yang signifikan.

Kusta Borderline

Jenis ini berada di antara tuberkuloid dan lepromatosa. Gejalanya bervariasi dan bisa memburuk jika tidak diobati dengan baik.

Baca Juga: Rahasia Kulit Sehat yang Bisa Dilakukan Setiap Hari

Cara Penularan Penyakit Kusta

Penyakit kusta menular melalui kontak erat dengan penderita dalam waktu lama. Percikan pernapasan menjadi jalur utama penularan. Meski begitu, tingkat penularan kusta sebenarnya rendah. Banyak orang yang tinggal serumah dengan penderita tidak tertular karena sistem imunnya kuat.

Komplikasi Penyakit Kusta

Kalau tidak diobati, penyakit kusta bisa menimbulkan komplikasi serius. Kerusakan saraf bisa menyebabkan mati rasa sehingga penderita mudah terluka tanpa sadar. Luka yang tidak terasa ini bisa berujung infeksi sekunder dan berakhir pada amputasi. Selain itu, kusta juga bisa menyebabkan kebutaan jika menyerang saraf mata.

Cara Diagnosis Penyakit Kusta

Untuk memastikan seseorang terkena penyakit kusta, dokter akan memeriksa bercak kulit dan fungsi saraf. Tes sederhana seperti menyentuh bercak dengan kapas bisa menunjukkan apakah ada mati rasa. Pada beberapa kasus, sampel kulit diambil untuk diperiksa di laboratorium guna mendeteksi keberadaan bakteri penyebab kusta.

Cara Pengobatan Penyakit Kusta

Kabar baiknya, penyakit kusta bisa disembuhkan dengan obat yang disebut multi-drug therapy (MDT). Obat ini terdiri dari kombinasi rifampisin, dapsone, dan clofazimine. Pengobatan biasanya berlangsung 6 hingga 12 bulan tergantung jenis kusta.

Pengobatan Medis

Program MDT untuk penyakit kusta sudah tersedia gratis di banyak negara termasuk Indonesia. Penderita wajib minum obat sesuai jadwal agar infeksi benar-benar sembuh dan tidak menular lagi.

Perawatan Tambahan

Selain obat, penderita penyakit kusta juga membutuhkan fisioterapi untuk menjaga fungsi otot dan saraf. Luka di kulit harus dirawat dengan baik agar tidak terjadi infeksi sekunder. Dukungan psikologis juga penting karena banyak penderita kusta mengalami diskriminasi sosial.

Pencegahan Penyakit Kusta

Mencegah penyakit kusta bisa dilakukan dengan cara deteksi dini dan pengobatan cepat. Orang yang mengalami gejala mencurigakan sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Selain itu, menjaga daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat juga membantu menurunkan risiko.

Imunisasi

Salah satu cara pencegahan penyakit kusta adalah imunisasi BCG. Meski tidak sepenuhnya melindungi dari kusta, vaksin ini terbukti memberi perlindungan parsial terutama pada anak-anak.

Edukasi Masyarakat

Edukasi tentang penyakit kusta sangat penting untuk mengurangi stigma. Dengan pemahaman yang benar, masyarakat bisa lebih menerima penderita dan mendukung mereka untuk sembuh.

Penyakit Kusta di Indonesia

Di Indonesia, penyakit kusta masih ditemukan meskipun jumlah kasus sudah jauh berkurang dibanding puluhan tahun lalu. Beberapa daerah endemis masih melaporkan kasus baru setiap tahunnya. Pemerintah terus menggalakkan program deteksi dini, pengobatan gratis, dan kampanye anti diskriminasi.

Kasus pada Anak

Sebagian kasus penyakit kusta di Indonesia terjadi pada anak-anak. Hal ini menunjukkan penularan masih terjadi di masyarakat. Anak dengan kusta berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang jika tidak segera mendapat pengobatan.

Upaya Pemerintah

Pemerintah Indonesia menjalankan program eliminasi penyakit kusta dengan target menurunkan angka kasus baru. Melalui puskesmas, program MDT gratis diberikan untuk semua penderita. Edukasi juga terus dilakukan agar stigma kusta bisa berkurang.

Edukasi Tentang Penyakit Kusta

Edukasi masyarakat soal penyakit kusta tidak boleh berhenti. Banyak orang masih percaya mitos bahwa kusta kutukan atau penyakit keturunan, padahal faktanya kusta adalah infeksi bakteri yang bisa diobati.

Peran Keluarga

Keluarga punya peran penting dalam mendukung penderita penyakit kusta. Dukungan moral, pengawasan minum obat, dan perawatan luka di rumah sangat membantu proses penyembuhan.

Peran Sekolah dan Lingkungan

Sekolah dan masyarakat juga perlu ikut dalam kampanye melawan stigma penyakit kusta. Anak-anak bisa diajarkan sejak dini bahwa kusta bukan kutukan melainkan penyakit menular yang bisa sembuh dengan obat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *