Mengenal Penyakit Asma dan Cara Mengendalikannya

Kalau kamu pernah merasakan sesak napas mendadak yang disertai bunyi “ngik-ngik” saat bernapas, mungkin kamu sedang mengalami penyakit asma. Kondisi ini termasuk salah satu gangguan pernapasan yang cukup umum dan bisa dialami siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Meskipun tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, penyakit asma bisa dikendalikan agar penderitanya tetap bisa menjalani aktivitas dengan normal.
Apa Itu Penyakit Asma
Secara sederhana, penyakit asma adalah gangguan kronis pada saluran pernapasan yang menyebabkan peradangan dan penyempitan di saluran udara. Saat seseorang terkena asma, otot di sekitar saluran napas menegang, dinding saluran membengkak, dan produksi lendir meningkat. Akibatnya, aliran udara menjadi terbatas dan menimbulkan kesulitan bernapas.
Penyakit asma bisa kambuh kapan saja, terutama jika terpapar pemicu tertentu seperti debu, asap rokok, udara dingin, stres, atau bahkan aktivitas fisik yang terlalu berat. Setiap orang memiliki pemicu yang berbeda, jadi penting untuk mengenali apa yang bisa menyebabkan gejalanya muncul.
Penyebab Penyakit Asma
Sampai saat ini, belum ada penyebab pasti mengapa seseorang bisa mengalami penyakit asma. Namun para ahli meyakini bahwa faktor genetik dan lingkungan punya peran besar. Kalau salah satu anggota keluarga memiliki riwayat asma atau alergi, kemungkinan besar kamu juga lebih berisiko mengalaminya.
Selain faktor keturunan, paparan zat tertentu sejak kecil juga bisa memicu penyakit asma. Misalnya, sering terpapar asap kendaraan, debu rumah, atau polusi udara dalam waktu lama. Anak-anak yang lahir prematur atau sering terkena infeksi saluran pernapasan juga lebih rentan.
Pada orang dewasa, penyakit asma sering kali dipicu oleh stres, merokok, paparan bahan kimia di tempat kerja, atau penggunaan obat-obatan tertentu seperti aspirin.
Baca Juga: Penyakit Polio yang Masih Jadi Ancaman Kesehatan
Gejala Penyakit Asma yang Sering Muncul
Gejala penyakit asma bisa muncul secara tiba-tiba dan bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Ada yang hanya mengalami batuk ringan, tapi ada juga yang sampai sulit berbicara karena napas terasa sesak.
Sesak Napas
Gejala paling umum dari penyakit asma adalah kesulitan bernapas, terutama saat malam hari atau dini hari. Udara terasa berat masuk dan keluar dari paru-paru, membuat dada terasa tertekan.
Bunyi Mengi
Saat mengalami serangan penyakit asma, udara yang melewati saluran napas yang sempit menimbulkan suara khas seperti siulan atau “ngik-ngik”. Bunyi ini sering terdengar saat menghembuskan napas.
Batuk Kronis
Penderita penyakit asma sering mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh, terutama di malam hari atau pagi hari. Batuk ini biasanya kering dan sulit diatasi dengan obat batuk biasa.
Dada Terasa Berat
Selain sesak, dada juga bisa terasa seperti ditekan atau tertindih benda berat. Ini terjadi karena otot-otot di sekitar saluran napas bekerja lebih keras untuk membantu pernapasan.
Gejala penyakit asma bisa berlangsung dalam hitungan menit hingga jam, tergantung seberapa parah peradangannya. Serangan asma yang berat bisa sangat berbahaya dan membutuhkan penanganan medis segera.
Baca Juga: Penyakit Kolesterol dan Pentingnya Menjaga Pola Hidup Sehat
Jenis-Jenis Penyakit Asma
Penyakit asma punya beberapa jenis tergantung penyebab dan kondisi pemicunya. Mengenali jenis asma yang kamu alami penting untuk menentukan pengobatan yang tepat.
Asma Alergi
Jenis ini paling sering ditemukan. Pemicunya berasal dari alergen seperti debu, serbuk bunga, bulu hewan, atau jamur. Jika terpapar alergen tersebut, sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan dan menyebabkan peradangan di saluran napas.
Asma Non-Alergi
Berbeda dari asma alergi, penyakit asma jenis ini tidak dipicu oleh alergen, melainkan oleh faktor lain seperti stres emosional, udara dingin, asap rokok, atau infeksi virus.
Asma Olahraga
Sebagian orang mengalami gejala asma hanya saat berolahraga. Kondisi ini disebut exercise-induced asthma. Biasanya muncul setelah beberapa menit aktivitas fisik dan membuat napas terasa berat, terutama jika olahraga dilakukan di udara dingin atau kering.
Asma Malam Hari
Gejala penyakit asma sering kali memburuk di malam hari. Hal ini bisa disebabkan oleh suhu tubuh yang menurun, posisi tidur, atau paparan alergen di kamar seperti tungau debu.
Baca Juga: Mengenal Pentingnya Lemak Sehat
Faktor Pemicu Serangan Asma
Setiap penderita penyakit asma punya pemicu yang berbeda, tapi beberapa faktor umum sering ditemukan. Polusi udara, asap kendaraan, dan asap rokok merupakan penyebab paling sering. Debu rumah, bulu hewan, serta aroma parfum atau bahan kimia kuat juga bisa memicu kambuhnya gejala.
Perubahan cuaca ekstrem, seperti udara dingin mendadak atau kelembapan tinggi, sering menyebabkan penyakit asma kambuh. Selain itu, infeksi saluran pernapasan seperti flu dan bronkitis bisa memperparah kondisi penderita.
Faktor emosional seperti stres, cemas, atau kelelahan juga bisa membuat gejala semakin parah. Karena itu, penderita penyakit asma disarankan untuk menjaga ketenangan pikiran dan tidak terlalu memaksakan diri saat beraktivitas.
Baca Juga: Rahasia Kulit Sehat yang Bisa Dilakukan Setiap Hari
Cara Mendiagnosis Penyakit Asma
Untuk memastikan seseorang mengidap penyakit asma, dokter biasanya akan melakukan wawancara mengenai gejala, riwayat kesehatan, dan faktor pemicu yang mungkin dialami. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan mendengarkan suara pernapasan menggunakan stetoskop.
Tes fungsi paru seperti spirometri digunakan untuk mengukur seberapa banyak udara yang bisa dihirup dan dihembuskan serta seberapa cepat udara keluar dari paru-paru. Tes ini membantu dokter mengetahui tingkat keparahan penyakit asma.
Selain itu, pemeriksaan alergi bisa dilakukan untuk mengetahui apakah gejala disebabkan oleh alergen tertentu.
Pengobatan Penyakit Asma
Pengobatan penyakit asma bertujuan mengendalikan gejala, mencegah serangan kambuh, dan menjaga fungsi paru agar tetap optimal.
Obat Inhaler
Obat inhaler adalah terapi utama untuk penyakit asma. Ada dua jenis inhaler: inhaler pelega dan inhaler pengontrol. Inhaler pelega bekerja cepat meredakan sesak napas saat serangan terjadi, sedangkan inhaler pengontrol digunakan setiap hari untuk mencegah kambuhnya gejala.
Obat Minum dan Suntik
Jika penyakit asma tergolong berat, dokter bisa memberikan obat oral seperti kortikosteroid untuk mengurangi peradangan. Ada juga obat suntik seperti imunoterapi yang membantu tubuh lebih tahan terhadap alergen pemicu asma.
Menjaga Gaya Hidup Sehat
Selain obat, gaya hidup sehat punya peran besar dalam mengontrol penyakit asma. Hindari pemicu yang sudah diketahui, seperti asap rokok atau debu. Gunakan masker saat berada di luar ruangan yang berpolusi tinggi.
Olahraga ringan seperti berenang atau yoga bisa membantu melatih pernapasan, tapi jangan berlebihan. Menjaga berat badan ideal dan mengonsumsi makanan bergizi juga membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Pencegahan Serangan Asma
Mencegah penyakit asma kambuh lebih baik daripada mengobati. Langkah sederhana seperti menjaga kebersihan rumah, rutin mengganti sprei, dan membersihkan debu bisa mengurangi risiko serangan.
Pastikan udara di dalam ruangan tetap bersih dengan menggunakan alat penyaring udara. Hindari penggunaan pengharum ruangan atau parfum dengan aroma menyengat. Jika kamu punya hewan peliharaan, pastikan bulunya tidak menumpuk di dalam rumah.
Selalu bawa inhaler ke mana pun kamu pergi agar siap digunakan saat serangan penyakit asma muncul tiba-tiba. Dengan pengelolaan yang tepat, penderita asma bisa tetap menjalani hidup aktif dan produktif tanpa harus khawatir dengan kambuhnya gejala