Mengenal Penyakit Kanker Payudara yang Harus Diwaspadai

Apa Itu Penyakit Kanker Payudara
Banyak orang sudah sering dengar tentang penyakit kanker payudara, tapi belum semua benar-benar memahami apa itu sebenarnya. Kanker payudara adalah kondisi ketika sel-sel abnormal di jaringan payudara tumbuh secara tidak terkendali dan membentuk tumor. Sel-sel ini bisa menyebar ke jaringan lain di sekitar payudara atau bahkan ke organ tubuh yang jauh seperti tulang dan paru-paru.
Penyakit kanker payudara bisa terjadi pada siapa saja, meskipun paling sering dialami oleh wanita. Namun, pria juga bisa terkena penyakit ini meski kasusnya jauh lebih jarang. Perkembangan kanker payudara biasanya dimulai di saluran susu (ductal carcinoma) atau di lobulus, yaitu kelenjar yang menghasilkan susu (lobular carcinoma).
Yang bikin penyakit ini berbahaya adalah karena gejalanya sering tidak disadari di awal. Banyak orang baru mengetahui mereka terkena penyakit kanker payudara setelah kondisinya sudah cukup lanjut. Itulah mengapa deteksi dini menjadi hal yang sangat penting.
Bagaimana Penyakit Kanker Payudara Bisa Terjadi
Pada dasarnya, penyakit kanker payudara berawal dari mutasi genetik di dalam sel payudara. Mutasi ini menyebabkan sel tumbuh lebih cepat dari normal dan tidak mati seperti seharusnya. Sel abnormal tersebut kemudian menumpuk dan membentuk benjolan atau massa di payudara.
Selain faktor genetik, perubahan hormon dan gaya hidup juga bisa berperan besar dalam perkembangan penyakit kanker payudara. Beberapa gen seperti BRCA1 dan BRCA2 diketahui meningkatkan risiko seseorang terkena kanker ini. Namun, faktor lingkungan seperti pola makan tidak sehat, obesitas, dan konsumsi alkohol berlebihan juga dapat mempercepat pertumbuhan sel kanker.
Selain itu, paparan radiasi, menstruasi yang terlalu dini, menopause terlambat, serta penggunaan terapi hormon dalam jangka panjang juga bisa meningkatkan risiko penyakit kanker payudara. Semua faktor ini saling berkaitan dan dapat memperbesar kemungkinan terjadinya mutasi pada sel payudara.
Baca Juga: Penyakit Campak yang Masih Jadi Ancaman Kesehatan
Gejala-Gejala Penyakit Kanker Payudara
Tanda Awal yang Sering Terabaikan
Banyak orang mengira penyakit kanker payudara selalu ditandai dengan benjolan besar di payudara. Padahal, tanda awalnya sering kali sangat halus dan bisa saja tidak terasa sakit. Benjolan kecil yang terasa padat atau keras adalah salah satu gejala paling umum, tapi tidak semua benjolan berarti kanker.
Selain benjolan, perubahan bentuk atau ukuran payudara juga bisa menjadi pertanda. Misalnya, salah satu payudara tampak lebih besar dari biasanya, atau ada bagian yang terasa mengeras. Perubahan pada kulit payudara seperti kemerahan, mengerut, atau tampak seperti kulit jeruk juga bisa mengindikasikan adanya penyakit kanker payudara.
Puting susu juga sering memberikan sinyal penting. Jika puting tertarik ke dalam, mengeluarkan cairan berdarah, atau terasa nyeri tanpa sebab yang jelas, sebaiknya segera periksa ke dokter. Gejala ringan seperti ini sering kali dianggap sepele, padahal bisa jadi tanda awal kanker payudara.
Gejala Lanjutan
Jika penyakit kanker payudara sudah berkembang lebih jauh, gejalanya bisa semakin jelas. Penderita mungkin mengalami pembengkakan pada ketiak karena kelenjar getah bening mulai terpengaruh. Selain itu, rasa nyeri di payudara atau punggung bagian atas bisa muncul karena penyebaran sel kanker ke jaringan di sekitarnya.
Kulit di area payudara bisa menjadi lebih tebal, terasa gatal, atau bahkan luka yang sulit sembuh. Pada beberapa kasus, penderita juga bisa merasa lemas, kehilangan nafsu makan, dan berat badan menurun drastis. Ini biasanya menunjukkan bahwa penyakit kanker payudara sudah menyebar ke organ lain seperti tulang, paru-paru, atau hati.
Mengenali gejala lebih awal bisa membantu pengobatan berjalan lebih efektif. Karena itu, sangat penting untuk rutin memeriksa kondisi payudara sendiri, atau yang dikenal dengan istilah SADARI (Periksa Payudara Sendiri).
Baca Juga: Penyakit Ginjal dan Pentingnya Menjaga Kesehatan Tubuh
Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara
Faktor Genetik dan Hormon
Salah satu penyebab utama penyakit kanker payudara adalah faktor genetik. Kalau ada anggota keluarga yang pernah menderita kanker payudara, terutama ibu atau saudara perempuan, maka risiko kamu juga bisa meningkat.
Mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 terbukti meningkatkan risiko kanker payudara hingga beberapa kali lipat. Karena itu, banyak dokter menyarankan pemeriksaan genetik bagi mereka yang punya riwayat keluarga dengan penyakit ini.
Selain genetik, faktor hormon juga berpengaruh besar. Hormon estrogen dan progesteron diketahui berperan dalam pertumbuhan sel payudara. Ketika kadar hormon ini tidak seimbang, risiko penyakit kanker payudara bisa meningkat. Penggunaan terapi hormon pasca-menopause dalam jangka panjang juga dikaitkan dengan peningkatan risiko.
Gaya Hidup dan Lingkungan
Selain faktor biologis, gaya hidup juga berperan besar dalam munculnya penyakit kanker payudara. Kurangnya aktivitas fisik, berat badan berlebih, dan pola makan tinggi lemak jenuh bisa memicu peningkatan kadar estrogen dalam tubuh.
Konsumsi alkohol berlebihan juga terbukti meningkatkan risiko. Alkohol dapat mengganggu metabolisme hormon dan meningkatkan kerusakan DNA pada sel payudara. Selain itu, kebiasaan merokok juga bisa memperburuk kondisi karena zat kimia di dalam rokok bersifat karsinogenik atau pemicu kanker.
Paparan radiasi dari terapi medis di area dada juga bisa memicu penyakit kanker payudara, terutama jika dilakukan saat usia masih muda. Karena itu, pengawasan medis ketat diperlukan pada pasien yang pernah menjalani terapi radiasi.
Baca Juga: Rahasia Kulit Sehat yang Bisa Dilakukan Setiap Hari
Jenis-Jenis Penyakit Kanker Payudara
Karsinoma Duktal dan Lobular
Jenis penyakit kanker payudara yang paling sering ditemukan adalah karsinoma duktal in situ (DCIS) dan karsinoma lobular in situ (LCIS). DCIS terjadi ketika sel kanker terbentuk di saluran susu tetapi belum menyebar ke jaringan sekitarnya. Kondisi ini masih tergolong tahap awal dan bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat.
Sementara LCIS terjadi di lobulus, yaitu bagian yang menghasilkan susu. Meski belum dianggap kanker invasif, LCIS menandakan peningkatan risiko untuk mengembangkan penyakit kanker payudara di masa depan.
Selain dua jenis itu, ada juga kanker payudara invasif, di mana sel kanker sudah menyebar ke jaringan payudara di sekitarnya. Jenis ini lebih berbahaya karena bisa menyebar ke organ lain melalui aliran darah atau sistem limfatik.
Kanker Payudara Triple Negative dan HER2 Positive
Ada juga jenis penyakit kanker payudara yang lebih spesifik, seperti triple negative breast cancer (TNBC). Jenis ini tidak memiliki reseptor hormon estrogen, progesteron, atau HER2, sehingga pengobatannya lebih kompleks dan agresif.
Sementara kanker HER2 positive ditandai dengan kelebihan protein HER2 yang mempercepat pertumbuhan sel kanker. Meski lebih agresif, jenis ini bisa diobati dengan terapi target yang secara spesifik menekan aktivitas protein tersebut.
Memahami jenis kanker payudara yang diderita sangat penting karena akan memengaruhi strategi pengobatan yang dipilih dokter.
Baca Juga: Menjaga Keseimbangan dengan Stres Rumah Sehat
Cara Mendiagnosis Penyakit Kanker Payudara
Pemeriksaan Mandiri dan Medis
Langkah pertama dalam mendeteksi penyakit kanker payudara adalah dengan pemeriksaan mandiri atau SADARI. Kamu bisa melakukannya di rumah setiap bulan, biasanya setelah masa menstruasi selesai. Perhatikan apakah ada perubahan bentuk, benjolan, atau cairan yang keluar dari puting.
Kalau ditemukan sesuatu yang mencurigakan, pemeriksaan medis lanjutan seperti mamografi bisa dilakukan. Mamografi adalah pemeriksaan dengan sinar-X yang bisa mendeteksi adanya massa kecil di payudara sebelum terasa dengan tangan.
Selain itu, USG payudara juga sering digunakan untuk membedakan apakah benjolan berisi cairan (kista) atau padat (tumor). Pemeriksaan MRI bisa dilakukan untuk kasus yang lebih kompleks agar dokter mendapatkan gambaran lebih detail tentang kondisi penyakit kanker payudara.
Biopsi untuk Diagnosis Akurat
Kalau hasil pemeriksaan menunjukkan adanya massa mencurigakan, dokter biasanya akan melakukan biopsi. Dalam prosedur ini, sedikit jaringan payudara diambil dan diperiksa di laboratorium. Hasil biopsi akan menentukan apakah benjolan tersebut bersifat jinak atau ganas.
Biopsi juga bisa menunjukkan jenis penyakit kanker payudara yang diderita dan seberapa cepat pertumbuhannya. Dengan begitu, dokter bisa merancang pengobatan yang paling sesuai.
Pengobatan Penyakit Kanker Payudara
Operasi dan Terapi Radiasi
Pilihan pengobatan untuk penyakit kanker payudara tergantung pada stadium, ukuran tumor, serta kondisi fisik pasien. Salah satu pengobatan utama adalah operasi untuk mengangkat jaringan kanker.
Ada dua jenis operasi yang umum dilakukan, yaitu lumpektomi (mengangkat tumor dan sedikit jaringan di sekitarnya) dan mastektomi (mengangkat seluruh payudara). Pada beberapa kasus, operasi juga disertai pengangkatan kelenjar getah bening di ketiak untuk mencegah penyebaran kanker.
Setelah operasi, terapi radiasi biasanya dilakukan untuk membunuh sisa sel kanker yang mungkin masih tersisa. Radiasi ini diarahkan langsung ke area payudara agar risiko kekambuhan penyakit kanker payudara bisa ditekan seminimal mungkin.
Kemoterapi dan Terapi Target
Kemoterapi sering digunakan untuk mengobati penyakit kanker payudara yang sudah menyebar atau memiliki risiko tinggi kambuh. Obat kemoterapi bekerja dengan menghancurkan sel kanker di seluruh tubuh, bukan hanya di area payudara.
Efek samping seperti rambut rontok, mual, dan kelelahan sering terjadi, tapi biasanya bersifat sementara. Selain kemoterapi, terapi target juga semakin populer karena bekerja lebih spesifik. Terapi ini menargetkan protein tertentu yang mendorong pertumbuhan sel kanker, seperti HER2.
Ada juga terapi hormon untuk kanker yang sensitif terhadap hormon estrogen dan progesteron. Obat ini bekerja dengan menekan atau menghambat hormon tersebut agar sel kanker tidak bisa tumbuh.
Dukungan Mental dan Gaya Hidup Sehat
Menjalani pengobatan penyakit kanker payudara bukan hanya soal fisik, tapi juga mental. Rasa cemas, stres, dan perubahan penampilan sering menjadi tantangan bagi penderita. Dukungan keluarga dan komunitas bisa sangat membantu menjaga semangat selama proses pemulihan.
Selain itu, menjaga gaya hidup sehat juga penting. Konsumsi makanan bergizi, olahraga ringan, dan istirahat cukup bisa membantu tubuh lebih kuat melawan efek pengobatan. Hindari alkohol dan rokok, serta rutin kontrol ke dokter agar kondisi selalu terpantau.
Penderita penyakit kanker payudara juga dianjurkan untuk tetap aktif secara sosial dan positif dalam berpikir, karena semangat dan ketenangan hati dapat mempercepat proses penyembuhan