Mengenal Penyakit Katarak dan Dampaknya pada Penglihatan

penyakit katarak

Apa Itu Penyakit Katarak

Kalau kamu sering dengar orang tua mengeluh pandangannya mulai buram seiring bertambahnya usia, kemungkinan besar itu berkaitan dengan penyakit katarak. Kondisi ini terjadi saat lensa mata yang seharusnya bening menjadi keruh, sehingga cahaya yang masuk ke mata tidak bisa difokuskan dengan baik. Akibatnya, penglihatan jadi kabur, silau, atau bahkan tampak ganda.

Penyakit katarak adalah salah satu penyebab kebutaan yang paling umum di dunia, terutama pada lansia. Tapi jangan salah, katarak tidak hanya menyerang orang berusia lanjut. Ada juga yang mengalami katarak karena faktor genetik, cedera, atau efek samping obat tertentu. Bahkan bayi baru lahir pun bisa memiliki katarak bawaan yang disebut katarak kongenital.

Biasanya, penyakit katarak berkembang secara perlahan. Awalnya, penglihatan hanya sedikit kabur dan masih bisa diabaikan. Namun lama-kelamaan, kondisi ini bisa memburuk sampai membuat penderita kesulitan membaca, mengemudi, atau melihat wajah orang lain dengan jelas.

Bagaimana Katarak Terjadi

Untuk memahami penyakit katarak, bayangkan lensa mata seperti jendela kaca yang bersih. Cahaya bisa masuk dengan mudah dan membuat gambar terlihat jelas. Tapi seiring waktu, protein di dalam lensa bisa menggumpal dan membentuk lapisan keruh yang menghalangi cahaya. Itulah yang menyebabkan pandangan menjadi kabur.

Pada awalnya, penyakit katarak tidak terlalu terasa. Penderita mungkin hanya merasa penglihatannya sedikit buram atau warna terlihat kusam. Tapi jika dibiarkan tanpa pengobatan, lapisan keruh di lensa bisa menebal dan akhirnya membuat penglihatan nyaris hilang sepenuhnya.

Perubahan pada lensa ini umumnya terjadi karena proses penuaan alami. Namun paparan sinar ultraviolet, merokok, diabetes, dan penggunaan obat kortikosteroid dalam jangka panjang juga bisa mempercepat munculnya penyakit katarak.

Baca Juga: Penyakit Polio yang Masih Jadi Ancaman Kesehatan

Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Katarak

Faktor Usia dan Penuaan

Faktor paling umum dari penyakit katarak adalah usia. Semakin tua seseorang, semakin besar kemungkinan lensa matanya mengalami perubahan struktur protein yang menyebabkan kekeruhan. Itulah mengapa katarak sering dianggap sebagai bagian dari proses alami penuaan.

Pada usia lanjut, metabolisme tubuh melambat, dan kemampuan lensa untuk memperbaiki diri menurun. Akibatnya, protein yang rusak di dalam lensa tidak bisa dibersihkan dengan baik dan akhirnya menumpuk. Lama-kelamaan, penyakit katarak mulai berkembang dan mengganggu fungsi penglihatan.

Gaya Hidup dan Lingkungan

Selain faktor usia, gaya hidup juga berperan besar dalam mempercepat munculnya penyakit katarak. Kebiasaan merokok misalnya, bisa meningkatkan risiko karena zat kimia dalam rokok mempercepat oksidasi pada lensa mata. Begitu juga dengan konsumsi alkohol berlebihan yang bisa merusak jaringan mata.

Paparan sinar matahari juga tidak boleh diabaikan. Radiasi ultraviolet (UV) dapat mempercepat kerusakan pada lensa. Jadi, orang yang sering bekerja di luar ruangan tanpa pelindung mata lebih berisiko terkena penyakit katarak. Itu sebabnya, penggunaan kacamata hitam dengan perlindungan UV sangat disarankan.

Kondisi Medis dan Faktor Genetik

Beberapa kondisi kesehatan seperti diabetes juga bisa meningkatkan risiko penyakit katarak. Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan perubahan pada protein mata dan mempercepat proses kekeruhan lensa. Selain itu, orang dengan riwayat keluarga penderita katarak juga lebih rentan mengalami hal serupa di usia muda.

Cedera pada mata, infeksi, dan penggunaan obat steroid dalam jangka panjang juga termasuk penyebab umum lainnya. Bahkan bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi rubella saat hamil bisa mengalami penyakit katarak sejak lahir.

Baca Juga: Penyakit Paru dan Cara Menjaga Kesehatan Pernapasan

Gejala-Gejala Penyakit Katarak

Penglihatan yang Mulai Buram

Gejala awal penyakit katarak biasanya ditandai dengan pandangan yang mulai buram, seperti melihat melalui kaca berembun. Awalnya, kabur ini mungkin tidak terlalu terasa, tapi seiring waktu, penderita mulai kesulitan mengenali wajah orang, membaca tulisan kecil, atau melihat di malam hari.

Warna-warna juga bisa terlihat pudar atau kekuningan. Banyak penderita penyakit katarak yang mengeluh bahwa langit tidak lagi tampak biru seperti dulu, atau lampu terlihat lebih silau dari biasanya.

Sensitivitas terhadap Cahaya

Cahaya terang bisa menjadi masalah besar bagi penderita penyakit katarak. Mereka sering merasa silau saat melihat lampu mobil di malam hari atau berada di bawah sinar matahari langsung. Sensitivitas ini muncul karena lensa yang keruh tidak bisa mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan baik.

Kadang, penderita penyakit katarak juga melihat lingkaran cahaya (halo) di sekitar sumber cahaya, terutama di malam hari. Kondisi ini bisa membuat aktivitas seperti mengemudi menjadi berbahaya.

Penglihatan Ganda dan Sering Ganti Kacamata

Selain pandangan kabur, penyakit katarak juga bisa menyebabkan penglihatan ganda pada satu mata. Hal ini terjadi karena cahaya yang masuk ke lensa dibiaskan ke arah yang salah akibat perubahan bentuk pada permukaan lensa.

Penderita penyakit katarak juga sering mengganti kacamata karena penglihatannya terus berubah. Tapi meskipun sudah menggunakan resep baru, penglihatan tetap tidak membaik secara signifikan karena masalahnya bukan pada kornea atau retina, melainkan di lensa mata itu sendiri.

Baca Juga: Rahasia Kulit Sehat yang Bisa Dilakukan Setiap Hari

Jenis-Jenis Penyakit Katarak

Katarak Nuklear

Jenis penyakit katarak ini terjadi di bagian tengah lensa (nukleus). Biasanya berkembang perlahan dan membuat penglihatan menjadi kekuningan atau kecokelatan. Pada tahap awal, penderita mungkin merasa penglihatannya justru lebih tajam untuk membaca jarak dekat, tapi kemampuan melihat jauh jadi menurun.

Seiring waktu, warna lensa semakin gelap dan penglihatan jadi seperti melihat melalui kaca berwarna kuning. Hal ini membuat penderita penyakit katarak sulit membedakan warna, terutama warna biru dan ungu.

Katarak Kortikal

Katarak jenis ini memengaruhi tepi luar lensa mata dan ditandai dengan munculnya garis-garis putih seperti jari kipas yang mengarah ke tengah. Ketika cahaya melewati area yang keruh ini, penderita penyakit katarak sering merasa silau dan penglihatannya tampak tidak stabil.

Katarak kortikal sering dikaitkan dengan diabetes dan paparan sinar ultraviolet yang berlebihan. Biasanya gejalanya memburuk di malam hari saat cahaya dari lampu kendaraan terasa menyilaukan.

Katarak Subkapsular

Katarak subkapsular berkembang di bagian belakang lensa dan sering dialami oleh orang yang menderita diabetes atau sering menggunakan obat steroid. Penyakit katarak jenis ini cenderung berkembang lebih cepat dibandingkan jenis lainnya dan membuat penglihatan dekat sangat terganggu.

Penderita biasanya kesulitan membaca atau melihat dalam cahaya terang, serta sering merasa silau di bawah sinar matahari.

Baca Juga: Pentingnya Menjaga Mental Sehat dalam Kehidupan Sehari-hari

Cara Mendiagnosis Penyakit Katarak

Pemeriksaan Mata oleh Dokter

Untuk memastikan seseorang menderita penyakit katarak, dokter mata akan melakukan pemeriksaan menyeluruh. Tes yang umum dilakukan termasuk pemeriksaan ketajaman visual menggunakan tabel huruf, pemeriksaan slit-lamp untuk melihat struktur mata, dan pemeriksaan retina untuk mengevaluasi kondisi bagian belakang mata.

Dalam beberapa kasus, dokter juga menggunakan pupil dilator untuk memperlebar pupil mata agar bisa melihat kondisi lensa dengan lebih jelas. Jika ditemukan tanda-tanda kekeruhan pada lensa, maka diagnosis penyakit katarak bisa ditegakkan.

Tes Pendukung Lainnya

Selain pemeriksaan visual, dokter mungkin akan melakukan tes tambahan seperti pengukuran tekanan mata untuk memastikan tidak ada komplikasi seperti glaukoma. Pada pasien dengan penyakit lain seperti diabetes, pemeriksaan kadar gula darah juga bisa dilakukan karena kadar gula tinggi bisa mempercepat perkembangan penyakit katarak.

Pengobatan dan Penanganan Penyakit Katarak

Perubahan Gaya Hidup dan Kacamata Sementara

Pada tahap awal, penyakit katarak bisa ditangani tanpa operasi. Dokter mungkin menyarankan penggunaan kacamata dengan lensa khusus, pencahayaan lebih terang saat membaca, atau lensa pembesar untuk membantu aktivitas sehari-hari.

Selain itu, menjaga pola makan sehat juga bisa membantu memperlambat perkembangan penyakit katarak. Makanan kaya antioksidan seperti wortel, bayam, brokoli, dan buah-buahan yang mengandung vitamin C dan E sangat baik untuk kesehatan mata.

Menghentikan kebiasaan merokok dan mengurangi konsumsi alkohol juga penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada lensa.

Operasi Katarak sebagai Solusi Utama

Kalau kondisi penyakit katarak sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, operasi menjadi pilihan terbaik. Prosedur ini dilakukan dengan cara mengganti lensa mata yang keruh dengan lensa buatan (intraocular lens) yang bening.

Operasi penyakit katarak termasuk tindakan yang aman dan efektif dengan tingkat keberhasilan yang sangat tinggi. Biasanya, pasien sudah bisa pulang di hari yang sama setelah operasi dan penglihatannya membaik dalam beberapa hari.

Teknologi operasi katarak sekarang juga semakin canggih. Ada metode fakoemulsifikasi, yaitu operasi dengan sayatan kecil dan tanpa jahitan. Proses penyembuhannya cepat dan risiko komplikasi lebih rendah.

Perawatan Setelah Operasi

Setelah operasi penyakit katarak, pasien perlu menjaga mata agar tetap bersih dan terhindar dari infeksi. Dokter biasanya memberikan obat tetes antibiotik dan antiinflamasi untuk membantu proses penyembuhan.

Selama beberapa minggu pertama, pasien disarankan menghindari aktivitas berat, tidak mengucek mata, dan menggunakan pelindung mata saat tidur. Dalam waktu singkat, penglihatan akan terasa jauh lebih jernih dan terang.

Pencegahan Penyakit Katarak

Menjaga Kesehatan Mata Sejak Dini

Mencegah penyakit katarak sebenarnya tidak sulit. Langkah pertama adalah menjaga mata dari paparan sinar UV dengan memakai kacamata hitam berkualitas saat beraktivitas di luar ruangan. Hindari kebiasaan merokok dan batasi konsumsi alkohol karena dua hal ini bisa mempercepat kerusakan lensa mata.

Selain itu, penting juga untuk rutin memeriksakan mata, terutama jika sudah berusia di atas 40 tahun atau memiliki riwayat keluarga dengan penyakit katarak. Pemeriksaan rutin bisa membantu mendeteksi perubahan kecil pada lensa sebelum kondisinya memburuk.

Menjalani Pola Hidup Sehat

Nutrisi yang cukup juga berperan besar dalam menjaga kesehatan mata. Konsumsi makanan kaya vitamin A, C, dan E, serta mineral seperti zinc dan selenium bisa membantu melindungi mata dari stres oksidatif yang menyebabkan penyakit katarak.

Olahraga teratur, tidur cukup, dan menjaga kadar gula darah tetap stabil juga bisa membantu memperlambat munculnya gejala. Dengan gaya hidup sehat dan kesadaran menjaga kesehatan mata, risiko penyakit katarak bisa ditekan seminimal mungkin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *