Mengenal Penyakit Hernia dan Cara Mengatasinya
Apa Itu Hernia
Pernah dengar istilah hernia? Banyak orang mengenalnya dengan sebutan “turun berok”, terutama di Indonesia. Secara medis, hernia adalah kondisi ketika organ tubuh menonjol keluar dari posisi normalnya melalui bagian otot atau jaringan yang melemah. Biasanya hernia terjadi di area perut, selangkangan, atau pusar, meskipun bisa juga muncul di bagian tubuh lain. Saat otot yang seharusnya menahan organ melemah, sebagian jaringan bisa terdorong keluar dan membentuk benjolan yang kadang terasa nyeri, terutama saat batuk, mengangkat beban berat, atau berdiri lama. Meskipun sering dianggap sepele, hernia bisa berbahaya kalau tidak segera ditangani.
Penyebab Utama Hernia
Penyebab hernia bisa bermacam-macam, tapi sebagian besar disebabkan oleh kombinasi antara tekanan tinggi di dalam tubuh dan kelemahan otot. Kondisi ini bisa terjadi akibat kebiasaan mengangkat beban berat, batuk kronis, sembelit yang membuat seseorang sering mengejan, atau kelebihan berat badan. Selain itu, hernia juga bisa muncul setelah operasi, terutama jika luka belum pulih sepenuhnya. Pada bayi, hernia kadang terjadi karena otot dinding perut belum terbentuk sempurna sejak lahir. Faktor genetik, usia, dan gaya hidup yang kurang sehat juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena hernia. Semakin tua seseorang, otot cenderung melemah sehingga hernia lebih mudah muncul.
Baca Juga: Mengenal Penyakit PCOS dan Dampaknya bagi Kesehatan Wanita
Jenis-Jenis Hernia
Ada beberapa jenis hernia yang sering dialami orang. Yang paling umum adalah hernia inguinalis, yaitu hernia yang terjadi di area selangkangan dan lebih sering menyerang pria. Kemudian ada hernia umbilikalis yang muncul di sekitar pusar, biasanya dialami oleh bayi tapi bisa juga terjadi pada orang dewasa. Hernia femoralis muncul di bagian atas paha dan lebih sering dialami wanita. Selain itu, ada juga hernia hiatus, yaitu ketika sebagian lambung naik ke rongga dada melalui diafragma. Meskipun jenisnya berbeda, semua hernia memiliki kesamaan: adanya tonjolan atau benjolan yang tidak normal di bagian tubuh tertentu.
Baca Juga: Penyakit Kusta yang Masih Jadi Masalah Kesehatan
Gejala-Gejala Hernia yang Perlu Diwaspadai
Ciri paling umum dari hernia adalah munculnya benjolan yang terasa lunak di bawah kulit. Benjolan ini biasanya terlihat lebih jelas saat berdiri, batuk, atau mengangkat sesuatu yang berat. Kadang benjolan bisa masuk kembali saat berbaring. Selain benjolan, penderita juga bisa merasakan nyeri atau rasa tidak nyaman di area tersebut. Pada kasus hernia di perut, perut bisa terasa berat atau seperti tertekan. Kalau dibiarkan terlalu lama, hernia bisa menyebabkan komplikasi seperti hernia terjepit, di mana bagian organ yang menonjol terperangkap dan aliran darahnya terhenti. Kondisi ini berbahaya dan perlu tindakan medis segera.
Baca Juga: Penyakit Ginjal dan Pentingnya Menjaga Kesehatan Tubuh
Hernia pada Bayi dan Anak-Anak
Meskipun banyak terjadi pada orang dewasa, hernia juga bisa dialami oleh bayi dan anak-anak. Biasanya hernia jenis umbilikalis muncul di area pusar karena dinding perut bayi belum tertutup sempurna saat lahir. Ada juga hernia inguinalis yang bisa muncul di lipatan paha dan terlihat jelas saat bayi menangis atau mengejan. Sebagian besar kasus hernia pada bayi tidak berbahaya dan bisa sembuh sendiri seiring pertumbuhan otot. Namun, jika benjolan makin besar, keras, atau menyebabkan bayi kesakitan, dokter mungkin akan menyarankan operasi kecil untuk memperbaiki bagian yang lemah agar hernia tidak kambuh lagi.
Baca Juga: Mengenal Pentingnya Lemak Sehat
Hernia pada Orang Dewasa
Pada orang dewasa, hernia sering dikaitkan dengan aktivitas berat dan gaya hidup yang tidak sehat. Pria yang sering mengangkat beban berat tanpa posisi tubuh yang benar sangat rentan mengalami hernia inguinalis. Sementara itu, wanita yang pernah melahirkan beberapa kali juga bisa mengalami hernia umbilikalis karena otot perutnya melemah. Orang yang mengalami batuk kronis akibat merokok atau penyakit paru juga berisiko tinggi karena tekanan di dalam perut meningkat. Untuk mencegah hernia, penting menjaga berat badan ideal dan menghindari kebiasaan mengejan terlalu kuat saat buang air besar atau mengangkat benda berat.
Cara Mendiagnosis Hernia
Untuk memastikan seseorang mengalami hernia, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu dengan meraba area yang menonjol. Dokter juga bisa meminta pasien batuk atau berdiri agar tonjolan lebih terlihat. Jika diperlukan, pemeriksaan tambahan seperti USG, CT scan, atau MRI akan dilakukan untuk melihat lebih jelas ukuran dan letak hernia. Pemeriksaan ini juga membantu menentukan apakah hernia masih bisa didorong kembali atau sudah masuk kategori berbahaya. Dengan diagnosis yang akurat, dokter bisa menentukan apakah pasien cukup menjalani terapi konservatif atau perlu menjalani operasi untuk memperbaiki jaringan yang lemah.
Pengobatan Hernia
Penanganan hernia tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Untuk hernia ringan yang tidak menimbulkan gejala parah, dokter biasanya menyarankan pasien untuk menghindari aktivitas berat dan memperkuat otot perut dengan latihan ringan. Namun jika hernia sudah menyebabkan nyeri atau risiko terjepit, tindakan operasi menjadi pilihan utama. Operasi hernia bisa dilakukan dengan dua cara: operasi terbuka dan laparoskopi. Pada operasi terbuka, dokter membuat sayatan kecil untuk memperbaiki otot yang robek. Sedangkan pada laparoskopi, alat khusus digunakan melalui lubang kecil, sehingga proses pemulihan lebih cepat. Setelah operasi, pasien disarankan istirahat dan menghindari tekanan pada perut agar hernia tidak kambuh.
Pencegahan Hernia dengan Gaya Hidup Sehat
Mencegah hernia bisa dilakukan dengan menjaga gaya hidup yang sehat. Salah satunya dengan menghindari kebiasaan mengangkat beban berat tanpa teknik yang benar. Pastikan kamu menekuk lutut dan menjaga punggung tetap lurus saat mengangkat barang. Pola makan yang seimbang dan kaya serat juga penting untuk mencegah sembelit yang bisa memicu tekanan berlebih di perut. Berhenti merokok sangat disarankan karena batuk kronis akibat rokok dapat memperlemah otot perut. Menurunkan berat badan juga membantu mengurangi tekanan pada dinding perut. Dengan gaya hidup yang sehat, risiko terkena hernia bisa diminimalkan secara alami.
Hidup Nyaman dengan Hernia
Bagi penderita hernia, penting untuk memahami kondisi tubuh dan mengenali batasan aktivitas. Jangan memaksakan diri untuk berolahraga berat atau mengangkat benda yang terlalu besar. Jika harus bekerja dengan aktivitas fisik, gunakan sabuk penyangga perut sesuai anjuran dokter. Tidur dalam posisi nyaman dan hindari posisi yang memberi tekanan pada area hernia. Selain itu, rutin kontrol ke dokter sangat dianjurkan untuk memantau perkembangan. Dengan perawatan yang tepat dan pola hidup sehat, penderita hernia tetap bisa menjalani kehidupan normal tanpa rasa takut terhadap kambuhnya gejala atau komplikasi serius