Asam Urat: Saat Sendi Tiba-Tiba Nyeri dan Sulit Digunakan
Apa Itu Asam Urat
Pernah mendengar istilah asam urat? Ini adalah kondisi ketika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi hingga menumpuk di sendi. Asam urat sebenarnya adalah zat alami hasil dari pemecahan purin, senyawa yang bisa ditemukan dalam makanan seperti daging merah, jeroan, seafood, dan beberapa jenis kacang. Dalam jumlah normal, zat ini tidak berbahaya karena akan dikeluarkan lewat urine. Tapi kalau produksinya berlebihan atau ginjal tidak mampu membuangnya, kadar asam urat bisa meningkat dan membentuk kristal tajam di sendi.
Kristal inilah yang kemudian menyebabkan rasa nyeri, bengkak, dan kemerahan di persendian. Biasanya, serangan asam urat pertama kali muncul di jempol kaki, tapi seiring waktu bisa juga menyerang lutut, pergelangan tangan, atau siku.
Penyebab Asam Urat
Penyebab asam urat bisa datang dari berbagai faktor. Salah satu yang paling umum adalah pola makan tinggi purin. Makanan seperti daging kambing, ikan sarden, kepiting, dan jeroan bisa meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Selain itu, konsumsi minuman manis dan alkohol juga dapat memperburuk kondisi ini karena mengganggu proses pembuangan asam urat oleh ginjal.
Faktor genetik juga berperan penting. Jika orang tua memiliki riwayat asam urat, kemungkinan besar anaknya juga berisiko mengalami hal yang sama. Obesitas, tekanan darah tinggi, serta penggunaan obat diuretik (obat penghilang cairan) juga bisa memicu peningkatan kadar asam urat.
Selain itu, kurangnya asupan air putih juga bisa menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk mengeluarkan limbah, termasuk asam urat. Akibatnya, zat ini menumpuk dan akhirnya mengendap di sendi.
Baca Juga: Mengenal Skoliosis dan Cara Menjaga Kesehatan Tulang Belakang
Gejala Asam Urat
Gejala asam urat biasanya muncul tiba-tiba dan sering kali terjadi di malam hari. Rasa nyerinya bisa sangat hebat sampai membuat seseorang sulit berjalan atau bahkan menyentuh bagian yang terkena. Sendi yang terserang biasanya tampak kemerahan, terasa hangat, dan bengkak.
Selain nyeri sendi, penderita asam urat juga bisa merasa kaku setelah bangun tidur. Jika kadar asam urat terus tinggi dalam waktu lama, kristal bisa membentuk benjolan kecil yang disebut tofi. Benjolan ini biasanya muncul di sekitar jari tangan, kaki, atau telinga. Meski tidak menimbulkan rasa sakit, tofi adalah tanda bahwa kadar asam urat sudah terlalu tinggi.
Serangan asam urat bisa berlangsung beberapa hari hingga minggu. Jika tidak ditangani, serangan berikutnya bisa muncul lebih sering dan lebih parah.
Baca Juga: Memahami Gizi Buruk dan Dampaknya bagi Kesehatan Tubuh
Faktor Risiko Asam Urat
Beberapa orang lebih rentan mengalami asam urat dibanding yang lain. Pria, terutama yang berusia di atas 30 tahun, lebih sering terkena kondisi ini. Sedangkan pada wanita, risiko meningkat setelah menopause karena penurunan kadar hormon estrogen yang berperan membantu pengeluaran asam urat dari tubuh.
Gaya hidup juga sangat berpengaruh. Pola makan tinggi daging dan alkohol, kurang olahraga, serta kebiasaan duduk terlalu lama bisa memicu asam urat. Selain itu, penderita penyakit ginjal, hipertensi, atau diabetes juga memiliki risiko lebih besar karena fungsi tubuh mereka dalam memproses purin tidak seefisien orang sehat.
Baca Juga: Mengenal Endometriosis dan Dampaknya pada Kesehatan Wanita
Cara Dokter Mendiagnosis Asam Urat
Untuk memastikan seseorang menderita asam urat, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar asam urat. Nilai normalnya berkisar antara 3,5 hingga 7 mg/dL untuk pria, dan 2,5 hingga 6 mg/dL untuk wanita. Jika hasilnya lebih tinggi dari angka tersebut, kemungkinan besar kamu mengalami asam urat.
Selain tes darah, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan cairan sendi untuk memastikan adanya kristal urat di dalamnya. Pemeriksaan pencitraan seperti USG atau rontgen kadang dilakukan untuk melihat apakah sendi sudah mengalami kerusakan akibat asam urat yang berkepanjangan.
Dengan diagnosis yang tepat, dokter dapat menentukan pengobatan yang sesuai agar kadar asam urat bisa kembali normal dan serangan nyeri bisa dicegah.
Baca Juga: Penyakit Polio yang Masih Jadi Ancaman Kesehatan
Pengobatan Asam Urat
Penanganan asam urat tergantung pada tingkat keparahan gejalanya. Untuk serangan akut, dokter biasanya akan memberikan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk meredakan nyeri dan bengkak. Jika pasien tidak bisa menggunakan NSAID, obat kortikosteroid bisa menjadi alternatif.
Untuk jangka panjang, penderita asam urat biasanya diberikan obat seperti allopurinol atau febuxostat yang berfungsi menurunkan kadar asam urat dalam darah. Obat ini harus diminum secara rutin sesuai anjuran dokter agar tidak terjadi serangan berulang.
Selain obat, perubahan gaya hidup juga sangat penting. Mengurangi konsumsi makanan tinggi purin dan memperbanyak minum air putih bisa membantu tubuh membuang kelebihan asam urat. Olahraga ringan secara rutin juga dapat menjaga metabolisme tetap seimbang.
Makanan yang Harus Dihindari
Penderita asam urat perlu memperhatikan apa yang dikonsumsi setiap hari. Beberapa makanan seperti jeroan, daging merah, seafood, dan kaldu pekat sebaiknya dihindari karena tinggi purin. Minuman manis, terutama yang mengandung fruktosa, juga bisa memicu peningkatan kadar asam urat.
Sebaliknya, pilih makanan rendah purin seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan sumber protein nabati seperti tahu dan tempe. Buah ceri, stroberi, dan jeruk sangat baik karena mengandung antioksidan yang membantu menurunkan kadar asam urat.
Selain itu, minum air putih minimal delapan gelas sehari bisa membantu ginjal bekerja lebih baik dalam membuang sisa metabolisme tubuh. Mengurangi kopi dan alkohol juga penting karena kedua minuman ini bisa memengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh.
Komplikasi Asam Urat
Jika tidak ditangani, asam urat bisa menyebabkan komplikasi serius. Kristal urat yang menumpuk lama-lama dapat merusak jaringan sendi dan menyebabkan deformitas. Sendi menjadi kaku, sulit digerakkan, dan terasa nyeri hampir setiap hari.
Selain itu, kadar asam urat tinggi juga bisa memicu pembentukan batu ginjal. Batu ini terbentuk dari endapan kristal urat yang mengeras di saluran kemih. Akibatnya, seseorang bisa mengalami nyeri hebat saat buang air kecil atau bahkan infeksi saluran kemih.
Dalam jangka panjang, asam urat yang tidak terkontrol juga bisa menyebabkan gagal ginjal karena ginjal dipaksa bekerja keras untuk menyaring sisa metabolisme. Oleh karena itu, menjaga kadar asam urat tetap normal sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.
Cara Mencegah Asam Urat
Mencegah asam urat sebenarnya tidak sulit, asalkan kamu menjaga pola hidup sehat. Hindari makanan tinggi purin dan kurangi konsumsi daging berlemak. Perbanyak makan sayur dan buah yang segar setiap hari. Selain itu, rutin berolahraga ringan seperti berjalan kaki atau bersepeda bisa membantu tubuh membuang zat sisa dengan lebih efisien.
Menjaga berat badan juga penting karena kelebihan berat bisa memperlambat proses metabolisme purin. Jangan lupa untuk tidur cukup dan menghindari stres karena keduanya bisa memengaruhi keseimbangan hormon dan metabolisme tubuh.
Jika kamu punya riwayat keluarga dengan asam urat, sebaiknya periksa kadar asam urat secara rutin. Deteksi dini membantu mencegah serangan mendadak yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Hidup dengan Asam Urat
Meski terdengar menakutkan, hidup dengan asam urat tetap bisa dijalani dengan nyaman asal kamu disiplin menjaga pola makan dan rutin berobat. Banyak penderita yang tetap aktif dan produktif meski memiliki kadar asam urat tinggi, asalkan gaya hidupnya sehat dan pengobatan dijalani dengan konsisten.
Bersikap positif dan tidak stres juga membantu tubuh lebih mudah menyesuaikan diri. Dengan perawatan yang tepat, asam urat bukanlah akhir dari aktivitas, melainkan pengingat agar lebih peduli terhadap tubuh sendiri