Penyebab Gangguan Kecemasan Berlebihan

Setiap orang pasti pernah merasa cemas. Misalnya saat mau ujian, wawancara kerja, atau nunggu hasil chat dari gebetan. Itu wajar. Tapi ketika rasa cemas itu muncul terus menerus, bahkan tanpa alasan yang jelas, bisa jadi kamu sedang mengalami gangguan kecemasan berlebihan.
Nah, biar kita bisa lebih paham dan nggak langsung panik, penting banget untuk tahu apa saja penyebab gangguan kecemasan berlebihan. Karena kalau kita tahu dari mana asalnya, akan lebih mudah juga mencari jalan keluarnya.
Yuk kita bahas bareng.
Pengalaman traumatis di masa lalu
Salah satu penyebab gangguan kecemasan berlebihan yang paling sering terjadi adalah pengalaman traumatis. Bisa karena perundungan saat kecil, kehilangan orang terdekat, kecelakaan, atau kejadian menyakitkan lainnya. Walaupun kelihatannya sudah berlalu, tubuh dan pikiran kita masih menyimpan kenangan itu di bawah sadar.
Rasa takut yang belum selesai diproses ini bisa muncul kapan saja, dalam bentuk kecemasan yang sulit dikendalikan. Misalnya kamu jadi takut naik kendaraan setelah pernah mengalami kecelakaan. Atau merasa tertekan saat berada di keramaian karena dulu pernah dirundung.
Trauma seperti ini perlu ditangani secara perlahan. Dan yang penting, kamu tidak perlu merasa bersalah karena cemas. Ini adalah reaksi alami tubuh yang sedang mencoba melindungimu.
Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Mental Remaja
Faktor genetik dan riwayat keluarga
Pernah dengar kalau sifat dan kondisi mental juga bisa diturunkan? Yup, beberapa orang lebih rentan mengalami gangguan kecemasan karena faktor keturunan. Kalau orang tua atau anggota keluarga lain punya riwayat gangguan kecemasan, maka peluang kamu mengalaminya juga jadi lebih besar.
Ini termasuk salah satu penyebab gangguan kecemasan berlebihan yang sifatnya biologis. Artinya, otak dan sistem saraf kamu memang punya kecenderungan lebih sensitif terhadap stres.
Tapi bukan berarti kamu pasti akan mengalami hal yang sama. Dengan mengetahui risikonya lebih awal, kamu bisa lebih sadar dan mulai menjaga keseimbangan emosi dari sekarang.
Baca Juga: Cara Mengelola Kesehatan Mental di Dunia Kerja
Ketidakseimbangan hormon dan zat kimia otak
Otak kita punya banyak zat kimia yang bekerja sama mengatur suasana hati. Salah satunya adalah serotonin dan dopamin. Kalau kadar zat ini tidak seimbang, bisa muncul berbagai gejala mental, termasuk kecemasan.
Penyebab gangguan kecemasan berlebihan yang satu ini bersifat internal. Kadang kamu sudah berusaha tenang, tapi tetap merasa gelisah tanpa sebab. Itu karena sistem otak sedang tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Biasanya, kondisi seperti ini bisa diperbaiki dengan kombinasi pola hidup sehat, olahraga, terapi, atau dalam beberapa kasus, bantuan dari tenaga profesional.
Baca Juga: Kebiasaan Buruk Pemicu Sakit Pinggang yang Sering Diremehkan
Gaya hidup yang tidak sehat
Kurang tidur, pola makan berantakan, jarang bergerak, dan terlalu banyak konsumsi kafein atau alkohol juga bisa jadi pemicu munculnya kecemasan. Tubuh dan pikiran kita saling terhubung. Jadi kalau tubuh nggak dijaga, pikiran juga bisa ikutan kacau.
Banyak orang tidak menyadari bahwa penyebab gangguan kecemasan berlebihan bisa datang dari hal hal kecil yang dilakukan setiap hari. Seperti begadang sambil scrolling media sosial, atau minum kopi berlebihan yang bikin jantung deg-degan.
Mulai sekarang, coba lebih perhatian sama tubuh sendiri. Jaga pola tidur, makan bergizi, dan sempatkan olahraga meski cuma sebentar. Langkah kecil ini bisa bantu menjaga kestabilan pikiranmu juga.
Baca Juga: Bahaya Konsumsi Gula Berlebihan Tiap Hari
Tekanan hidup yang berlebihan
Tuntutan hidup yang tinggi bisa bikin siapa pun merasa tertekan. Mulai dari tekanan akademik, masalah pekerjaan, keuangan yang tidak stabil, hingga tanggung jawab dalam keluarga. Semua ini bisa jadi penyebab gangguan kecemasan berlebihan yang sering banget terjadi tanpa kita sadari.
Kamu mungkin berpikir kamu harus kuat terus. Tapi kalau tidak dikontrol, tekanan demi tekanan itu bisa menumpuk jadi ledakan dalam diri. Kecemasan bisa muncul dalam bentuk pikiran yang berputar terus, sulit tidur, atau bahkan gangguan fisik seperti sakit kepala dan jantung berdebar.
Jangan ragu untuk istirahat atau minta bantuan. Karena setiap orang punya batas, dan itu manusiawi.
Perfeksionisme dan rasa takut gagal
Perfeksionis itu nggak selalu buruk. Tapi kalau berlebihan, bisa jadi sumber kecemasan yang berat. Orang yang punya standar tinggi terhadap dirinya sendiri sering merasa takut gagal. Padahal kegagalan itu bagian dari hidup.
Ketika kamu selalu ingin semuanya sempurna, otakmu jadi lebih sering merasa terancam. Ini membuatmu mudah cemas bahkan dalam situasi yang sebenarnya tidak terlalu besar. Maka dari itu, penyebab gangguan kecemasan berlebihan juga bisa datang dari pola pikir yang terlalu keras terhadap diri sendiri.
Belajar untuk menerima kekurangan dan memahami bahwa kesalahan adalah bagian dari proses bisa bantu mengurangi tekanan dalam diri.
Pola asuh dan lingkungan masa kecil
Cara kita dibesarkan punya pengaruh besar terhadap bagaimana kita melihat dunia. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan penuh tekanan, kritik, atau minim kasih sayang cenderung tumbuh dengan kecemasan tersembunyi.
Penyebab gangguan kecemasan berlebihan bisa terbentuk sejak dini. Misalnya karena sering dimarahi tanpa penjelasan, atau dituntut jadi anak yang sempurna. Lingkungan seperti ini bisa membuat seseorang sulit merasa aman, bahkan saat sudah dewasa.
Mengenali akar dari pola kecemasan bisa membantu kamu memaafkan masa lalu dan mulai membangun hubungan yang lebih sehat dengan diri sendiri.
Paparan berita negatif dan media sosial
Di zaman sekarang, informasi datang dari segala arah. Setiap hari kita disuguhi berita buruk, konflik, bencana, atau gosip yang memicu kecemasan. Belum lagi media sosial yang kadang penuh dengan perbandingan hidup.
Terlalu sering terpapar informasi seperti ini bisa mempengaruhi kondisi mental. Bahkan bisa memperparah gejala bagi orang yang sudah rentan. Ini termasuk salah satu penyebab gangguan kecemasan berlebihan modern yang banyak dialami generasi saat ini.
Coba luangkan waktu untuk istirahat dari layar. Ganti waktu scrolling dengan aktivitas yang lebih menyenangkan dan menenangkan, seperti membaca buku atau jalan jalan di taman.
Kurangnya kemampuan mengelola emosi
Nggak semua orang diajarkan cara menghadapi emosi sejak kecil. Banyak dari kita yang justru diminta untuk “jangan nangis” atau “jangan cengeng”. Akibatnya, saat dewasa kita jadi bingung sendiri menghadapi perasaan.
Ketika emosi tidak diproses dengan baik, itu bisa berubah jadi kecemasan yang tidak terkendali. Maka dari itu, penyebab gangguan kecemasan berlebihan juga bisa berasal dari kurangnya pemahaman tentang cara menghadapi stres dan perasaan negatif.
Belajar mengelola emosi, entah lewat terapi, journaling, atau meditasi, bisa jadi awal yang baik untuk membebaskan diri dari kecemasan yang berlarut larut.
Kesepian dan kurangnya dukungan sosial
Manusia adalah makhluk sosial. Kita butuh terhubung dan merasa dimengerti. Tapi ketika kamu merasa sendirian, tidak punya tempat bercerita, atau merasa tidak didengarkan, itu bisa memicu munculnya kecemasan.
Penyebab gangguan kecemasan berlebihan yang satu ini sering kali tidak kelihatan dari luar. Tapi dalam hati, orang yang kesepian bisa merasa sangat terisolasi. Padahal hanya dengan didengarkan saja, seseorang bisa merasa lebih lega.
Kalau kamu merasa seperti ini, cobalah buka komunikasi dengan teman lama, cari komunitas yang sefrekuensi, atau bahkan pertimbangkan bantuan profesional. Karena dukungan sosial bisa jadi pelindung paling kuat dari gangguan kecemasan